Jika benar terwujud, fitur ini akan memberi keleluasaan lebih bagi pengguna Galaxy untuk membuat konten kreatif hanya dari koleksi foto di galeri mereka.
Transformasi gambar menjadi video secara otomatis bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan pengalaman personalisasi yang lebih dalam.
Terlebih, Samsung saat ini tengah berlomba untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin inovasi di tengah gempuran produsen Tiongkok yang agresif berinovasi dengan AI.
Keunggulan ini juga menjadi bagian dari strategi Samsung dalam memperluas daya saing mereka di pasar global.
Baca Juga: Layar Nyaris Tanpa Lipatan, Desain Mewah! Ini Dia Razr 60 Ultra yang Siap Guncang Pasar Ponsel Lipat
Dengan potensi integrasi Galaxy AI yang lebih dalam di masa depan, ekosistem Galaxy tak hanya menjadi tempat untuk produktivitas, tapi juga arena eksplorasi kreatif berbasis AI.
Namun, tantangan terbesar terletak pada eksekusi dan waktu peluncuran fitur tersebut.
Pasar saat ini menuntut kecepatan dan kematangan teknologi, dan Samsung tak bisa lagi bersikap terlalu hati-hati jika ingin tetap unggul.
Di sisi lain, isu privasi dan penggunaan data AI juga akan menjadi perhatian besar, terutama jika fitur ini melibatkan proses komputasi awan.
Transparansi dan keamanan data akan sangat menentukan apakah pengguna akan menerima atau justru menghindari fitur ini.
Untuk saat ini, pengguna Galaxy hanya bisa menunggu dan melihat apakah rumor ini benar-benar akan diwujudkan Samsung dalam waktu dekat.
Yang pasti, kehadiran fitur AI berbasis visual seperti ini akan menjadi babak baru dalam pengalaman menggunakan ponsel pintar.
Jika berjalan sesuai harapan, fitur ini bisa menjadi senjata baru Samsung dalam merebut hati pengguna yang haus akan inovasi.***