Menurut pernyataan juru bicara YouTube, Paul Pennington, YouTube berencana memperluas layanan ini ke lebih banyak negara di masa mendatang dengan dukungan mitra strategis mereka.
Namun, ia tidak mengonfirmasi kapan layanan ini akan masuk ke pasar Amerika Serikat atau negara lain yang belum diumumkan.
YouTube dan Eksperimen AI Generatif: Masa Depan Konten Digital?
Selain menguji layanan YouTube Premium Lite, Google juga terus mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif dalam platformnya.
Baru-baru ini, YouTube Shorts mengintegrasikan model AI bernama Veo 2, buatan Google DeepMind, untuk memungkinkan pengguna membuat video menggunakan perintah teks.
Langkah ini tampaknya menjadi strategi Google untuk menyaingi OpenAI yang telah lebih dulu meluncurkan Sora, AI pembuat video mereka.
Menariknya, YouTube telah menyiapkan alat bernama SynthID untuk memberi label dan mengidentifikasi konten yang dibuat oleh AI.
Dengan begitu, pengguna dapat mengetahui apakah video yang mereka tonton berasal dari teknologi AI atau konten asli dari kreator.
Bagi kreator, fitur ini bisa menjadi peluang besar dalam menciptakan konten secara lebih efisien, namun juga memunculkan pertanyaan etis tentang batasan antara karya manusia dan buatan mesin.
Apakah masa depan YouTube akan dipenuhi dengan video yang dibuat AI?***