Dan inilah ide "rebranding" tersebut muncul – untuk memberikan "wajah baru" yang lebih berkelas bagi ponsel flagship mereka.
Samsung tampaknya terinspirasi dari strategi Hyundai dalam menghadirkan lini Genesis sebagai merek mobil mewah yang terpisah dari model umum.
Dengan langkah serupa, Samsung berharap dapat memisahkan lini flagship mereka dari produk menengah dan rendah, sehingga mampu bersaing lebih efektif melawan iPhone di segmen pasar yang sama.
Nama Baru, Identitas Baru?
Nah, pertanyaannya sekarang: bakal seperti apa tampilan nama baru Samsung tanpa "Galaxy"?
Apakah benar-benar bisa memberikan daya tarik lebih? Berdasarkan bocoran, belum ada nama spesifik yang diusulkan, tapi bisa jadi Samsung hanya akan menggunakan penomoran saja seperti “Samsung S25” tanpa embel-embel Galaxy lagi.
Langkah ini, meski terdengar radikal, sebetulnya bukan hal baru di industri teknologi.
Contoh nyatanya adalah Xiaomi, yang beberapa waktu lalu memutuskan untuk menghilangkan kata "Mi" dari seri ponsel flagship mereka.
Jadi, daripada “Xiaomi Mi 15,” mereka kini hanya menyebutnya “Xiaomi 15.”
Dalam jangka panjang, langkah ini bertujuan agar brand flagship-nya terdengar lebih bersih, lebih tajam, dan tentunya lebih eksklusif.
Walau rebranding ini terkesan menjanjikan, Samsung juga harus siap menghadapi reaksi dari pengguna setianya.
Nama "Galaxy" telah begitu melekat dalam benak pengguna. Bagi banyak orang, Galaxy tak hanya berarti smartphone, melainkan sebuah pengalaman yang mencakup kualitas, inovasi, dan teknologi Samsung yang dikenal luas.