Untuk konektivitas, smartwatch ini mendukung Bluetooth 5.2 dan NFC yang bisa digunakan untuk cloning access card, jadi praktis kalau kamu sering keluar masuk gedung kantor atau apartemen.
Namun, sayangnya, belum ada dukungan Wi-Fi, jadi konektivitasnya bergantung pada smartphone.
Proses pairing smartwatch ini juga gampang. Kamu hanya perlu aplikasi Huawei Health yang bisa diunduh di perangkat Android maupun iOS.
Baca Juga: Debut Pertama Realme GT 7 Pro, Flagship Canggih yang Siap Pikat Pecinta Gadget!
Setelah aplikasi terinstal, cukup pilih menu “scan” atau “add device” untuk menyambungkan dengan Watch D2, dan smartwatch siap digunakan.
Pentingnya Monitoring Tekanan Darah dengan ABPM
Kamu mungkin bertanya, apa bedanya fitur ABPM ini dengan alat pengukur tekanan darah biasa?
ABPM atau Ambulatory Blood Pressure Monitoring memungkinkan pengukuran tekanan darah selama 24 jam penuh, dengan interval waktu otomatis setiap 30-60 menit.
Metode ini jauh lebih akurat dibandingkan pengukuran sesekali di klinik atau rumah sakit, karena bisa mendeteksi perubahan tekanan darah sepanjang hari.
Kondisi tekanan darah yang stabil sangat penting, apalagi di Indonesia yang angka penderita hipertensinya cukup tinggi.
Menurut Kementerian Kesehatan, hipertensi adalah kondisi medis di mana tekanan darah berada di atas normal dan bisa memicu penyakit serius seperti jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Bahkan disebut sebagai "silent killer" karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Maka dari itu, fitur ABPM di Watch D2 ini sangat relevan untuk membantu menjaga kesehatan.
Pada akhirnya, Huawei Watch D2 adalah pilihan ideal untuk mereka yang mengutamakan kesehatan dan ingin kemudahan akses pada data kesehatan setiap saat.
Siap upgrade kesehatan kamu dengan smartwatch canggih ini?***