4. Etika Penggunaan AI
Masalah etika juga menjadi perhatian utama dalam penggunaan AI pembuat video. Video yang dihasilkan oleh AI tidak selalu mempertimbangkan norma dan nilai sosial.
Sebagai contoh, AI bisa saja menghasilkan konten yang kontroversial atau tidak sesuai dengan budaya setempat.
Ini bisa merusak reputasi individu atau organisasi yang terlibat, terutama jika konten tersebut menyebar luas dan menjadi viral.
Penggunaan AI dalam pembuatan video harus diatur dengan kebijakan yang jelas. Misalnya, diperlukan regulasi yang memastikan bahwa AI tidak digunakan untuk tujuan yang merugikan atau menyebarkan kebohongan.
Selain itu, pengguna teknologi ini juga harus diberi edukasi agar lebih bertanggung jawab dalam menggunakan AI.
5. Potensi Penyalahgunaan dalam Kampanye Politik
Kampanye politik adalah salah satu area yang paling rentan terhadap penyalahgunaan AI pembuat video.
Dengan teknologi ini, sebuah kampanye bisa menyebarkan video yang tampak nyata, namun sebenarnya berisi informasi yang salah atau memanipulasi persepsi publik.
Ini bisa mengarah pada demokrasi yang tidak sehat, di mana pemilih membuat keputusan berdasarkan informasi yang tidak benar.
Misalnya, video deepfake bisa menunjukkan seorang kandidat politik yang tampak sedang membuat pernyataan kontroversial atau melakukan tindakan yang tidak terpuji.
Walaupun ini tidak benar, video tersebut bisa dengan cepat menyebar di media sosial dan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kandidat tersebut.
Ini adalah ancaman serius bagi integritas proses demokrasi.
Baca Juga: Fenomena Langka! Bumi Akan Punya 'Bulan Kedua' dari Asteroid 2024 PT5!